Friday, September 23, 2016

Perokok Cerutu Dunia #1 : Mark Twain

"Kalau di surga tidak boleh merokok, saya tidak akan pergi kesana" - Mark Twain.
Itu yang dikatakan pria bernama asli Samuel Langhorne Clemens ini. Pernyataan yang menunjukkan betapa ia sangat menyukai merokok cerutu.

Mark Twain adalah nama penulisnya. Ia merupakan penulis terkenal pada zamannya dan bahkan hingga sekarang. Dua buah hasil karyanya yang mendunia, dan masih dibaca hingga hari ini adalah "The Adventures of Tom Sawyer (Petualangan Tom Sawyer)" dan The Adventures of Huckleberry Finn (Petualangan Huckleberry Finn". Kedua bukunya ini sudah dijadikan film yang sangat laris.

Mark Twain terkenal sebagai seorang perokok cerutu yang masuk kategori maniak. Dalam sehari ia mengisap paling sedikit 22 buah dan sering bisa mencapai 40 buah. Sebuah angka yang luar biasa karena ukuran cerutu jelas lebih besar dan padat dari rokok biasa.

Ia tidak memiliki cerutu favorit dan akan mengisap cerutu jenis apapun, kecuali Havana. Kebiasaannya ini sering dicela oleh teman-teman dan keluarganya mengingat jenis cerutu yang dihisap terkadang dikaitkan dengan status sosial seseorang.

Meskipun demikian, ia tetap pada kebiasaannya.

Sebuah cerita lucu terkait kebiasaannya ini. Bosan diceramahi oleh teman-temannya, suatu waktu ia mencuri cukup banyak cerutu dari merk terkenal dan berharga mahal. Kemudian ia melepaskan label mereknya dan memasukkannya dalam kotak cerutu yang biasa ia isap.

Lalu, Mark Twain mengundang teman darimana cerutu itu ia ambil beserta beberapa teman lainnya.

Setelah makan malam, Mark Twain menyuguhkan kepada yang hadir cerutu hasil curiannya (yang sudah tanpa label dan kotak yang berbeda). Setiap tamu mengambil satu.

Tidak berapa lama berselang, satu persatu tamu memohon izin untuk ruangan sebentar.

Keesokan harinya, Twain menemukan cerutu-cerutu yang diberikannya berserakan di halaman. Rupanya para tamunya membuang secara diam-diam saat mereka keluar sebentar tadi.

Yang membuat lucu adalah ucapan yang disampaikan oleh temannya, darimana cerutu-cerutu curian tersebut berasal, mengatakan kepada Twain :

"Kamu suatu hari akan ditembak orang karena menyuguhkan cerutu seperti itu" (Padahal cerutu tersebut berasal dari dirinya sendiri)

Mark Twain, atau Samuel Langhorne Clemens wafat pada usia 74 tahun. Ia lahir 30 November 1835 dan meninggal pada 21 April 1910.

Wednesday, September 21, 2016

Perokok Diusir Dari Kereta : Acungan Jempol Untuk PT KAI

Acungan jempol untuk PT KAI!

Berita yang dilansir oleh detik.com menyebutkan memberitakan bahwa seorang penumpang yang kedapatan merokok diturunkan di stasiun Waleri, Kendal, Jawa Tengah.

(Silakan baca beritanya di sini )

Yap. Saya dengan tulus hati dan senang mendengar apa yang dilakukan oleh mereka. Sangat senang. Meskipun saya (masih) seorang perokok, saya gembira membacanya.

Merokok memang merupakan hak dan rokok bukan merupakan barang terlarang di Indonesia. Jelas sekali.

Meskipun demikian, sama dengan yang lain, ada aturan hukumnya yang mengatur dimana hal tersebut boleh dan tidak boleh dilakukan Tidak bisa semua orang sembarangan merokok sesuai dengan kemauannya.

Ada banyak tempat dimana kegiatan tersebut harus dihentikan seperti Rumah Sakit dan "Kendaraan Umum". Aturannya jelas sekali.

Jadi, tindakan PT KAI mengusir perokok di kereta merupakan sebuah tindakan yang benar. Tindakan ini untuk menegakkan aturan yang ada dan harus diapresiasi. Sudah banyak contoh lemahnya penegakkan hukum di negara ini dan apa yang dilakukan PT KAI dalam kasus ini merupakan contoh yang sangat baik.

(Baca juga : 10 Tips Perokok Tahu Aturan)

Sudah seharusnya.

Perokok juga harus tahu aturan dan tidak bisa semena-mena. Yang diturunkan di stasiun Waleri sebenarnya bukan perokok, tetapi orang tidak tahu aturan.

Hanya ada satu yang membuat heran. Dalam berita tertulis bahwa penumpang tersebut berusaha minta pengembalian uang tiket dan ada penumpang yang membela sang perokok.

Geleng-geleng kepala melihat mentalitas seperti ini. Sudah melakukan kesalahan, tidak mau mengakuinya, merasa dirugikan dan dibela pula.

Bingung.

Tuesday, September 20, 2016

Mengenal Hookah atau Shisha atau Argilee


Hookah bukanlah seruan orang Indian Amerika seperti yang biasa dilihat pada film-film koboi di televisi. Kata ini merujuk pada sebuah benda yang menunjukkan bahwa kebiasaan mengisap asap tembakau itu sudah berlangsung jauh sebelum rokok yang kita kenal sekarang diproduksi.

Hookah, atau juga dikenal dengan Shisha, merupakan alat yang bentuknya seperti tabung tinggi langsing dengan satu atau beberapa selang terhubung dengannya. Di bagian atas sebuah hookah akan terdapat bagian untuk membakar tembakau. Proses kerjanya mirip dengan cangklong atau pipa dimana tembakau rajang yang sudah diproses diletakkan di bagian atas kemudian arang membara diletakkan di atasnya.

Asap tembakau yang dihasilkan akan melewati tabung sempit yang mengarah ke sebuah wadah air kecil sebelum kemudian dihisap melalui selang yang terhubung pada hookah.

Sebuah hookah bisa dipergunakan bersamaan oleh beberapa orang tergantung berapa banyak selang yang ada.

Sejarah hookah

Alat untuk mengisap tembakau ini sudah memiliki sejarah yang panjang.

Benda ini diduga diciptakan pada abad ke-16 di India atau awal abad ke-17 di Iran (Persia).

Pada awal diketemukannya hookah atau shisha biasanya menggunakan tembaga, tetapi dewasa ini penggunaan bahan stainless steel atau besi tanpa karat lebih umum.

Penggunaannya pada masa itu pun sering dikaitkan dengan prestise bagi seseorang. Biasanya mereka yang berasal dari golongan terpandang akan mengisap hookah.

Shisha

Shisha selain nama lain dari hookah sebenarnya juga merujuk pada hal benda lain yang berkaitan dengan hookah. Benda itu adalah tembakau rajang yang sudah direndam dalam madu. Tidak jarang tembakau tersebut juga dicampur dengan berbagai cita rasa lain, seperti apel, mint, dan berbagai rasa lainnya.

Shisha, tembakau rendam juga memiliki nama lain Mu'assel yang artinya "direndam madu".

Nama lain Hookah


Shisha adalah nama hookah di banyak negara Timur Tengah, seperti Mesir, Sudan, Qatar, dan negara lain di Semenanjung Arab.

Di Albania, hookah dikenal sebagai Lula atau Lulava

Argilee atau argileh atau argilah adalah istilah untuk benda yang sama di Lebanon, Palestina, Israel dan Uzbekistan.

Di Indonesia sendiri nama shisha lebih dikenal dibandingkan hookah.


Fungsi wadah air pada Hookah

Peran wadah air yang ada pada hookah tujuannya sama dengan filter pada rokok. Perannya adalah untuk menyaring asap hasil pembakaran shisha sebelum dihisap.

Dengan melewati air, asap yang dihisap oleh perokok diharapkan akan lebih dingin dan juga kandungan nikotinnya sudah berkurang setelah melewati air.


Meskipun demikian, ternyata hasil penelitian WHO, World Health Organization menunjukkan fakta bahwa air dalam hookah tidak bisa mengurangi bahaya mengisap shisha.

Bahkan, penelitian mereka menunjukkan bahwa mengisap hookah selama satu jam sama dengan mengisap 100 batang rokok. Meskipun kandungan bahan kimia yang terisap sama, seperti karbonmonoksida, nokel, dan arsenik, kadarnya lebih tinggi dibandingkan rokok biasa. Tarnya hampir mencapai 36 kali.

Sunday, September 18, 2016

Mampukah Foto Menjijikkan Pada Bungkus Rokok Mengurangi Jumlah Perokok?

Foto menjijikkan pada bungkus rokok memang akan membuat mual siapapun yang melihatnya. Bahkan, cukup banyak perokok yang merasa perutnya tidak enak setiap kali mereka melihatnya.

Memang, ini merupakan salah satu target yang ingin dicapai oleh departemen kesehatan, yaitu menimbulkan rasa tidak enak pada kaum pembeli rokok. Target akhirnya adalah bahwa mereka akhirnya akan menghentikan kebiasaan yang dianggap buruk tersebut, merokok.

Hanya pertanyaannya benarkah foto-foto menjijikkan nan tidak sedap dipandang mata pada bungkus rokok memberikan efek jera?

Sayangnya, ternyata justru tahun 2015 dan 2016, dua tahun setelah peraturan tentang pemasangan gambar menjijikkan pada bungkus rokok tersebut dikeluarkan, jumlah perokok Indonesia tetap bertambah. Alhasil, negara ini menempati peringkat ke-1 dunia dan mengalahkan Cina maupun Rusia.

Diperkirakan lebih dari 60 juta orang adalah perokok. Rekor lainnya adalah wanita perokok Indonesia merupakan yang terbanyak juga di dunia. Badan Kesehatan Dunia, WHO, memprediksi hingga tahun 2025 jumlah perokok Indonesia bisa mencapai angka 90 juta orang.

Mengherankan bukan.

Mengapa hasil dari pemasangan gambar menjijikkan pada bungkus rokok tidak menghasilkan hasil seperti yang diharapkan? Padahal kalau berdasarkan pengalaman pribadi, banyak perokok yang mual melihat gambar tersebut.

Ada yang salah dengan kebijakan tersebut?

Kebiasaan orang Indonesia membuat efek foto menjijikkan pada bungkus rokok tidak maksimal

Bisakah kita palingkan mata sejenak di luar hal merokok di Indonesia. Tepatnya di jalan-jalan raya di seluruh Indonesia.

Pelanggaran lalu lintas berat banyak sekali terjadi, seperti berkendara melawan arah, bersepeda motor tanpa helm, pengendara di bawah umur dengan mudahnya berkeliaran, penumpang bergantungan di pintu metromini, dan masih banyak hal sejenis lainnya.

Apa kaitannya?

Berbagai pelanggaran lalu lintas itu sendiri merupakan hal-hal yang berbahaya. Tindakan-tindakan tersebut dapat memberikan efek yang mematikan, dan sudah banyak kejadian yang membuktikan hal tersebut. Ribuan nyawa melayang setiap tahunnya menjadi korban.

Apakah masyarakat Indonesia kapok dan berhenti melakukannya?

TIDAK. Sama sekali tidak. Justru pelanggaran-pelanggaran tersebut cenderung meningkat.

Padahal efek mematikan dari tindakan-tindakan berbahaya tersebut lebih cepat terjadinya. Seseorang bisa tiba-tiba kehilangan nyawa, luka berat, diamputasi karena hal-hal tersebut. Tetapi, contoh-contoh yang sudah ada tidak membuat orang jera. Mereka terus mengulanginya.


Lalu, apa bisa mengharapkan masyarakat yang sepertinya tidak takut kehilangan nyawa di keseharian untuk menjadi takut dan terpengaruh oleh foto menjijikkan pada bungkus rokok tersebut.

Mereka tahu apa yang ingin disampaikan, merokok itu berbahaya.

That's it.

Hanya, kalau dibandimgkan dengan kehilangan nyawa di jalan, jelas bahaya merokok terlihat tidak seberbahaya berkendara di jalan. Kalau di jalan saja, masyarakat Indonesia seperti mengabaikannya, lalu bagaimana bisa mereka gentar hanya karena foto-foto tersebut.

Apalagi, foto-foto tersebut mudah sekali untuk diabaikan.Cukup dengan memalingkan muka saat membuka bungkus rokok pun sudah selesai, tidak terlihat. Apalagi sering dibantu oleh keberadaan pita cukai yang menutupi sebagian foto tersebut.

Beres sudah.

Kalaupun memang tidak tahan, cukup membeli kotak rokok khusus dan memindahkan rokok dari bungkus bergambar ke tempat tersebut. Tidak ada lagi gambar memuakkan yang harus dilihat.

Oleh karena itu, bisa dikata sejak pemberlakuannya, sebenarnya foto menjijikkan pada bungkus rokok tidak efektif di masyarakat Indonesia. Masyarakat lebih takut pada kenaikan harga rokok dibandingkan dengan foto-foto tersebut.